Merubah Bentuk Wajah Dengand Bernafas Dari Mulut






Anak yang memiliki asma atau alergi  seringkali harus bernapas melalui mulut, bukan lewat  hidung. Kebiasaan ini tak hanya membuat lidah dan mulut menjadi kering.  Jika tidak diatasi, lama kelamaan bentuk wajah bisa berubah.



Obstruksi atau kerusakan rongga hidung  adalah penyebab beberapa anak tidak bisa bernapas melalui hidung.  Kerusakan tersebut bisa terjadi antara lain karena alergi maupun infeksi  yang kronis.



Studi terbaru yang dilakukan Dr. Yosh  Jefferson dari Mount Holly, New Jersey, yang dilansir dari Healthday,  Senin (26/4/2010), manusia normal menelan 2.000 kali sehari. Tekanan  yang dihasilkan lidah terhadap rongga mulut saat menelan mempengaruhi  pertumbuhan tulang-tulang wajah.



Nah, pada anak yang bernapas dengan  mulut, lidah dan langit-langit menjadi kering sehingga lebih jarang  menelan. Jika tak tertangani, dampaknya adalah gangguan pada pertumbuhan  gigi dan tulang rahang. Di antaranya adalah long face syndrome, bentuk  mulut yang sempit, rahang tenggelam atau sebaliknya rahang menjadi lebih  maju.



Dalam studi yang dilaporkan di jurnal  General Dentistry tersebut juga terungkap, bernapas lewat mulut  bertanggung jawab terhadap sejumlah dampak nonfisik. Sleep apnea atau  gangguan tidur yang cukup serius termasuk di antaranya.



Penyebabnya adalah kurangnya oksigen di  dalam darah, karena pernapasan lewat mulut umumnya adalah pernafasan  dangkal. Ini berdampak pada kualitas tidur, sehingga anak menjadi cepat  lelah. Tidur selalu gelisah, prestasi belajar menurun, mudah frustrasi  dan berisiko mengalami gangguan psikologis seperti anak hiperaktif atau attention-deficit  hyperactivity disorder (ADHD).



Obat antialergi menurut Jefferson bukan  solusi yang tepat, karena pengobatan jangka panjang membawa efek samping  yang tidak diinginkan. Pengangkatan tonsil dan adenoid (polip)  harus dilakukan, meski terkadang tidak cukup hanya satu kali.



Sementara Dr. Leslie Grant dari Academy  of Deneral Denstistry berpendapat, asma dan alergi bukan satu-satunya  penyebab. Trauma saat persalinan serta Down Syndrome termasuk  beberapa kemungkinan lain penyebab anak bernapas lewat hidung.



“Bagaimanapun, bagi ilmu kedokteran gigi  isu ini bagus untuk diangkat. Menurut saya ini sangat penting, dan  sering terabaikan,” kata Grant.



Jefferson sendiri mengatakan, studi yang  ia lakukan bukan hanya untuk mengatasi masalah kesehatan. Upaya untuk  memperbaiki penampilan memang menjadi salah satu tujuan penelitiannya.



Leave a Reply

No Rule's ! but please create your own rule with good rules _.